Komnas PA Terima 100 Pengaduan soal Facebook

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi mengatakan, pihaknya menerima setidaknya 100 laporan pengaduan tentang dampak dari penggunaan situs jejaring sosial Facebook. Laporan tersebut berasal dari kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Solo. Ia menambahkan, banyaknya laporan ini menandakan ada yang salah dalam mendidik anak dalam keluarga. Demikian disampaikan Seto Mulyadi di sela-sela Simposium Nasional di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (16/2).

Seto Mulyadi menjelaskan, anak-anak terutama remaja selalu mencari tempat untuk memperoleh perhatian. Kalau dulu mereka memakai surat menyurat atau radio, imbuh dia, saat ini ada media lain yang lebih canggih, yaitu Facebook ataupun Twitter. Menurut Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto, situs jejaring sosial yang marak digunakan remaja dijadikan ajang curhat atau curahan hati bagi mereka. Apalagi, mereka tidak diperhatikan oleh pihak sekolah maupun keluarga.



Di mata Kak Seto, penggunaan situs jejaring sosial ibarat pisau bermata dua. Artinya, bisa berdampak positif maupun negatif kendati semuanya tergantung cara memanfaatkannya. Lebih jauh dia menjelaskan, sebaiknya anak tidak disalahkan atas dampak negatif yang muncul dari penggunaan Facebook karena mereka hanyalah korban. Begitu juga pengelola warung internet atau warnet tidak bisa disalahkan atas banyaknya kasus anak hilang karena Facebook. Namun, salahkan orangtua dan pihak sekolah dalam mendidik anak.

Masih menurut Kak Seto, pemerintah daerah yang merazia warnet jelas melanggar hak anak. Untuk itu solusi yang harus dilakukan dengan mengubah cara mendidik anak, yaitu dengan memberikan perhatian lebih kepada remaja. Misalnya, mengadakan pertemuan keluarga minimal seminggu sekali untuk membahas keluhan anak.